Banyak orang belum mengenal si Salmonella thyposa ini, namun siapa yang tak kenal dengan typus, yah lebih akrabnya disebut dengan demam typus. Alhamdulillah saya sudah sempat berkenalan dengan keduanya, tepat tanggal 5 September 2011, hari pertama masuk sekolah setelah libur Idul Fitri 1432 H kemarin. Saat mereka menyapa badan ini terasa lemah, tak bertenaga, ditambah suhu tubuh yang naik turun, sistem gerak pun terasa kaku. Sungguh tak tahan mengalami semuanya, akhirnya mama memutuskan membawaku ke praktek dokter terdekat. Diagnosis awal dokter menyatakan demam tinggi, tapi harus ada pemeriksaan lanjut, akhir kata untuk penanganan awal saya pun harus menginap sebentar di klinik tersebut karena harus di infus. Pukul 23:00 WIB pegawai lab. pun datang dan mengambil darah dari tubuh saya, ini pertama kalinya darah ku di ambil, dan ini juga pertama kalinya tangan ini kembali diinfus setelah 15 tahun. Paginya pukul 09:00WIB seorang suster pun datang dan membawakan hasil darah, dan saya pun positif mengalami demam thyposa (typus *red). Nah itulah asal muasal saya akrab dengan si Salmonella thyposa, dan saya pun tertarik memposting nya dlm blog ini, ditambah lagi ada beberapa rekan saya mengalami miskonsepsi dengan penyakit typus ini, kata mereka "typus itu bukan karena digigit tikus ya??" dan ku pun berusaha menjelaskan dengan pengetahuan yang seadanya. Yuk kenal lebih jauh...
Salmonella adalah suatu genus bacteria enterobakteria gram negatif berbentuk tongkat yang mengakibatkan penyakit paratifus, tifus, dan penyakit foodborne. Species-species salmonella bisa bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfide. Salmonella ini diberi nama oleh Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika Serikat, meskipun sebenarnya rekannya Theobald Smith yang pertama kali menemukan bakteri ini pada tahun 1885 pada tubuh babi. Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.
Klasifikasi Salmonella thyposa
Kingdom : Bakteria
Phylum : Proteobakteria
Classis : Gamma proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Familia : Enterobakteriakceae
Genus : Salmonella
Species : Salmonella thyposa
Berikut ini beberapa akibat dari si bakteri tersebut:
Hepatitis Thyposa: Radang hati yang disebabkan kuman Thypus bersarang di lever. Repot kan? Hati yang meradang berarti menjadi lemah dan beresiko juga diserang secara paralel oleh virus hepatitis A, B atau C.
Hepatitis Thyposa: Radang hati yang disebabkan kuman Thypus bersarang di lever. Repot kan? Hati yang meradang berarti menjadi lemah dan beresiko juga diserang secara paralel oleh virus hepatitis A, B atau C.
Meningitis Thyposa: Radang selaput otak yang disbabkan oleh serangan kuman Thypus. Nah...kalau ini jangan main-main. Jika injeksi antibiotik dosis tinggi, spesifik dan adekuat terlambat, maka kematian adalah taruhannya.
Recurrent Thypus (Thypus berulang): Thypus yang sering kambuh akan memperlemah pertahanan usus juga terhadap serangan bakteri lain, seperti Escheria Colii, Enterovirus, Amuba disentri, dan bakteri lainnya.
Menjadi Batu Empedu: Nah ini juga yang jarang diketahui. Kuman yang tidak tereleminasi sempurna akan melarikan diri ke saluran empedu. Empedu akan mengeluarkan cairan empedu untuk menggulung si kuman. Cairan yang keluar menggulung kuman tersebut dapat berkembang menajdi batu empedu. Batu empedu, jika sudah terbentuk, takkan bisa dikeluarkan dengan cara lain, kecuali dengan operasi pengangkatan kantong empedu. Sebab jika tidak diangkat, infeksinya akan menyebar dan menimbulkan sakit/kolik yang luar biasa. Masalahnya, setelah operasi pengangkatan empedu, maka kita sangat rentan mengalami diare jika dalam makanan kita terdapat cukup banyak lemak. So, harus diet lemak seumur hidup tuh...
Nah, penyakit tipus ini katanya bisa kambuh loh kalau:
- Istirahat kurang/bed rest kurang: Jika sakit Thypus menyerang, maka diperlukan bed rest, dengan maksud mengurangi gerak sehingga membantu percepatan penyembuhan luka usus. Jika usus ini tidak sembuh-sembuh, maka ada kemungkinan lapisan luka yang mengandung kuman dan toksin (plaque payer)tersebut lepas terbawa darah dan bisa lari ke hati, otak dan saluran empedu.
- Diet makanan lunak kurang: Sama dengan penjelasan di atas, makanan yang lunak dimaksudkan untuk memperingan kerja usus, sehingga lebih cepat sembuh sempurna. Jika diet lunaknya baru sebentar kemudian sudah kembali diet normal, apalagi ditambah makanan yang merangsang (tinggi minyak, asam, pedas, kecut), maka Thypus sulit sembuh sempurna.
- Obat antibiotika yang tidak diminum sempurna: Obat Chloramphenicol yang menjadi drug of choice tidak diminum sempurna, sehingga menimbulkan kekebalan Salmonella, sehingga sakit menjadi sulit sembuh.
Nah, rekan sekalian, ada seorang dokter kerabat saya yang mempunyai putra sakit Thypus, kemudian merawatnya dengan santai. Sang anak yang belum sembuh juga berlari lompat-lompat kesana-kemari, serta minum Coca cola. Akhirnya, sang anak sakit berkepanjangan sampai menderita Meningitis Thyposa, dan akhirnya tak selamat.
Pada karyawan atau eksekutif yang menderita Thypus seringkali tidak istirahat cukup karena berbagai alasan pekerjaan, melanggar diet (karena tidak tahan dengan diet bubur), dan minum obat seenaknya (karena bandel dan kurang informasi dari dokter).
Sekarang, saatnya kita melawan kuman Salmonella, dengan hidup bersih dan menjaga kesehatan. Cuci tangan sebelum makan, dan makan pada jam fisiologis (pagi jam 06-08.00, siang jam 11.00014.00, malam jam 17.00-20.00). Diluar jam tersebut, pertahanan perut kurang karena enzim-enzim pertahanan perut tidak diproduksi. Alhasil, jika ada si Salmo lewat, maka kita gampang terjangkit Thypus. Atau kurangi makanan yang terdisplay lama tanpa pengaman yang cukup. Lebih ideal makan makanan panas, karena kecil kemungkinan ada bakteri Salmonella.
Sumber:
http://mikrobia.wordpress.com/2008/05/16/salmonella-thyposa/
http://www.forumsains.com/kesehatan/awas-salmonella/?wap2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar